Hukum Jual Beli Pohon

Hukum jual beli pohon dalam Islam - Pixabay.com
Jipang.id - Pada suatu hari terjadi transaksi Amr membeli pohon jati dari Zaid. Setelah terjadi kesepakatan harga, maka Amr pun membayar lunas. Namun Amr tidak serta merta menebangnya dan ini dipahami oleh Zaid sebagai hal yang wajar sebagaimana kebiasaan bahwa penebangan pohon dilakukan setelah pohon agak kering. Akan tetapi ternyata setelah beberapa bulan berlalu, pohon tidak juga ditebang.

Pertanyaan:

Bagaimana hukum jual beli pohon tanpa langsung ditebang sebagaimana tersebut dalam diskripsi soal di atas ?

Jawaban:

Hukumnya Sah, dengan syarat dipotong atau di cabut.

Referensi:

النجم الوهاج (جـ : ٤ صـ : ١٩۸)

ويصح بيعها بشرط القطع أو القلع، وبشرط الإبقاء، والإطلاق يقتضى الإبقاء، والأصح : أنه لا يدخل المغرس لكن يستحق منفعته ما بقيت الشجرة.

Pertanyaan:

Bolehkah Zaid menjual pohon tersebut kepada orang lain tanpa sepengetahuan Amr dan mengembalikan uang yang telah dibayarkan Amr ?

Jawaban:

Tidak boleh, sebab jual belinya sudah sah.

Referensi:
النجم الوهاج (جـ : ٤ صـ : ٤١) دار المنـهاج

وفي الفضولي باطل وفى القديم موقوف إن أجاز مالكه . . . نفذ، و إ لا فلا.

حاشيتان قليوبي وعميرة على شرح جلالدين المحلى على منهج الطالبين ( جـ : ٢ صـ :١٦۰ )

(فبيع الفضولي باطل ) لأنه ليس بمالك ولا وكيل و لا ولي (وفي القديم) هو (موقوف إن أجاز مالكه) أو وليه (نفذ) بالمعجمة ( و إلا فلا) ينفذ ويجري قولان فيما لو إشترى لغيره بلا إذن بعين ماله أو في ذمته.

Post a Comment for "Hukum Jual Beli Pohon"